JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif pada awal perdagangan hari ini.
Sejak pembukaan, IHSG dibuka di posisi 8.412,826, menandakan adanya kenaikan dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Berdasarkan data RTI hingga pukul 09.19 WIB, IHSG tercatat naik 9,740 poin atau sekitar 0,12 persen ke level 8.398,307.
Pergerakan positif ini turut diwarnai dengan peningkatan aktivitas perdagangan. Sebanyak 284 saham emiten menguat, sementara 202 saham melemah, dan 194 saham lainnya stagnan. Total nilai transaksi yang tercatat hingga waktu tersebut mencapai Rp2,591 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai 5,895 miliar saham.
Kondisi ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi dalam negeri, seiring dengan stabilnya faktor eksternal yang memengaruhi pasar keuangan global. Banyak investor menilai bahwa momentum penguatan ini dapat menjadi sinyal positif untuk pergerakan IHSG sepanjang pekan.
Prospek Penguatan IHSG Didukung Sentimen Positif
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai bahwa IHSG memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan pada hari ini, dipengaruhi oleh pergerakan positif bursa saham Amerika Serikat. Menurut analisisnya, level support IHSG berada pada kisaran 8.320–8.350, sementara resistance diperkirakan di level 8.450–8.500.
“Diperkirakan support IHSG 8.320–8.350 dan resist IHSG 8.450–8.500,” ujar Fanny dalam analisis hariannya.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup naik 0,26 persen, dengan catatan net buy asing sebesar Rp337 miliar. Beberapa saham unggulan yang banyak dibeli investor asing antara lain BMRI, BBCA, BREN, BBNI, dan UNTR.
Fanny menjelaskan bahwa tren pembelian saham-saham berkapitalisasi besar oleh investor asing menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan IHSG. Aktivitas beli bersih ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas fundamental ekonomi Indonesia di tengah dinamika global.
Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati namun optimistis, mengingat tren positif IHSG cenderung berlanjut ketika dukungan teknikal dan sentimen eksternal berjalan seiring.
Pengaruh Bursa Global dan Regional
Kinerja IHSG juga tidak lepas dari pengaruh bursa global dan regional yang menunjukkan arah pergerakan bervariasi. Bursa saham utama di Amerika Serikat, seperti Dow Jones Industrial Average, mencatatkan rekor penutupan tertinggi dengan kenaikan 0,68 persen, sedangkan S&P 500 naik 0,06 persen.
Sementara itu, Nasdaq justru melemah 0,26 persen karena investor mulai mengalihkan fokus dari saham-saham teknologi besar menuju saham defensif.
Pergerakan bursa Amerika tersebut turut memberi sinyal positif bagi pasar Asia. Sejumlah bursa di kawasan ini turut menguat, di antaranya Nikkei 225 Jepang naik 0,43 persen, Kospi Korea Selatan menguat 1,07 persen, Taiex Taiwan bertambah 0,58 persen, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,85 persen.
Sementara itu, ASX 200 Australia mengalami penurunan 0,22 persen, CSI 300 China turun 0,13 persen, sedangkan STI Straits Times Singapura naik 0,59 persen dan FTSE Malaysia sedikit melemah 0,20 persen.
Sentimen positif di pasar Asia muncul setelah Kongres AS dikabarkan akan segera menyepakati langkah untuk mengakhiri shutdown pemerintah yang berpotensi mengguncang ekonomi global.
Hal ini menambah kepercayaan investor terhadap stabilitas keuangan internasional yang turut berdampak pada pasar modal di kawasan, termasuk Indonesia.
Optimisme Investor Terhadap Stabilitas Ekonomi
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG yang stabil di zona hijau mencerminkan optimisme investor terhadap kondisi ekonomi domestik yang dinilai tetap tangguh di tengah dinamika global.
Dukungan dari faktor eksternal seperti penguatan bursa global dan regional, serta aktivitas beli bersih investor asing, menjadi pendorong utama bagi penguatan indeks.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi turut memberikan ruang bagi IHSG untuk bergerak lebih positif. Pelaku pasar kini menantikan rilis data ekonomi selanjutnya yang berpotensi memperkuat momentum penguatan pasar modal Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan moneter yang terjaga serta potensi aliran dana asing yang terus meningkat, pasar modal nasional diyakini mampu mempertahankan tren positifnya dalam jangka pendek. IHSG diharapkan tetap betah di zona hijau, seiring meningkatnya optimisme terhadap prospek ekonomi dan investasi di Tanah Air.