Bank Indonesia

Bank Indonesia Optimalkan Pengendalian Inflasi Menuju Tahun 2026

Bank Indonesia Optimalkan Pengendalian Inflasi Menuju Tahun 2026
Bank Indonesia Optimalkan Pengendalian Inflasi Menuju Tahun 2026

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyiapkan langkah strategis menghadapi tahun 2026 dengan menargetkan rata-rata inflasi sebesar 2,62%. 

Target ini meningkat dari rata-rata inflasi sebelumnya pada 2025 yang sebesar 2,50%, meskipun diproyeksikan menurun menjadi 2,01%. Gubernur BI Perry Warjio menegaskan bahwa angka tersebut masih berada dalam sasaran inflasi BI, yakni 2,5% plus minus 1%, sehingga kondisi ekonomi diperkirakan tetap stabil.

Menurut Perry, proyeksi ini memperhitungkan kapasitas ekonomi nasional yang masih cukup besar, yang memungkinkan inflasi impor tetap terkendali. 

Selain itu, perkembangan teknologi dan digitalisasi diprediksi memberikan dampak positif bagi stabilitas harga, baik di sektor barang maupun jasa. Pengendalian inflasi menjadi fokus utama BI, khususnya dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Selain inflasi umum, perhatian BI juga tertuju pada inflasi pangan atau volatile food. Komoditas pangan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat diperkirakan tetap stabil karena adanya koordinasi pengendalian harga antara pemerintah pusat dan daerah. 

Implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Pangan (GNPIP) dinilai mampu menekan gejolak harga, sehingga masyarakat dapat menikmati pasokan pangan yang cukup dan harga yang wajar.

Strategi Pengendalian Inflasi Volatile Food

Inflasi pangan sering menjadi sorotan karena memiliki pengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat. 

BI memperkuat kerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) untuk memastikan stok pangan cukup dan distribusi berjalan lancar. Program GNPIP juga membantu stabilisasi harga, khususnya untuk bahan makanan penting seperti beras, minyak goreng, daging, dan sayuran.

Selain itu, penguatan teknologi informasi dan digitalisasi pasar diperkirakan membuat proses distribusi pangan lebih efisien, sehingga harga tetap terkontrol. 

Pengendalian inflasi pangan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai pihak termasuk petani, pedagang, dan konsumen. Sinergi ini menjadi kunci agar inflasi tetap berada dalam batas target.

Inflasi Impor dan Dampak Global

BI juga memantau pengaruh inflasi impor terhadap perekonomian domestik. Dengan keterbukaan ekonomi Indonesia yang semakin tinggi, fluktuasi harga komoditas global bisa berdampak pada harga barang di dalam negeri. 

Meski demikian, kapasitas ekonomi nasional yang besar diprediksi mampu meredam dampak tersebut. Strategi pengendalian devisa, penguatan nilai tukar rupiah, serta diversifikasi sumber impor menjadi langkah penting dalam menjaga kestabilan harga barang impor.

Digitalisasi perdagangan dan logistik juga turut membantu mengurangi biaya distribusi, sehingga inflasi impor dapat dikendalikan. BI terus mengawasi kondisi global dan domestik untuk memastikan harga barang tetap stabil, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga daya beli masyarakat.

Dampak Positif dan Target Ekonomi 2026

Target inflasi sebesar 2,62% diyakini mampu menjadi dasar perencanaan anggaran dan kebijakan moneter pada 2026. Dengan sasaran inflasi yang terkendali, BI menargetkan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan stabilitas pasar keuangan. 

Inflasi yang stabil juga akan mendorong konsumen untuk tetap menjaga daya beli, sekaligus memberikan kepastian bagi pelaku usaha dalam merencanakan investasi dan produksi.

Selain itu, pengendalian inflasi yang efektif diharapkan mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat. Sektor pangan yang stabil akan membantu keluarga menekan biaya kebutuhan pokok, sementara harga barang impor yang terkendali mendukung pertumbuhan konsumsi domestik. 

Semua langkah ini menjadi bagian dari strategi BI untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah dinamika global.

Dengan proyeksi yang jelas dan strategi pengendalian yang matang, BI optimistis target inflasi dapat dicapai. Stabilitas harga yang terjaga diharapkan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat di tahun 2026.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index