BMKG

BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem Melanda Indonesia

BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem Melanda Indonesia
BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Cuaca Ekstrem Melanda Indonesia

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Indonesia. 

Prakiraan menunjukkan hujan lebat hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa hari mendatang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem dipicu oleh kombinasi faktor atmosfer global dan lokal yang masih aktif.

“Beberapa faktor utama yang berperan antara lain Siklon Tropis FUNG-WONG, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang masih aktif,” ujar Guswanto. Kombinasi faktor ini meningkatkan potensi hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi di sejumlah perairan.

BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah pesisir barat Sumatra, selatan Jawa, dan Papua bagian tengah. Selalu pastikan sistem drainase berfungsi baik dan hindari ruang terbuka saat hujan disertai petir.

Prediksi Wilayah Berstatus Siaga dan Waspada

BMKG membagi sebaran hujan menjadi dua periode. Pada periode awal, beberapa wilayah berada pada status SIAGA dengan hujan lebat hingga sangat lebat, termasuk Sumatra Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan.

Sementara itu, kategori WASPADA dengan hujan sedang meliputi Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat.

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Tengah, Barat, Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

Potensi angin kencang juga tercatat di Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. BMKG menekankan agar warga menyiapkan langkah antisipatif, menjaga perabotan berat, dan mengamankan barang-barang yang rawan terbawa angin.

Periode berikutnya menunjukkan cuaca ekstrem masih berlanjut, dengan wilayah SIAGA meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Wilayah WASPADA meluas, termasuk Aceh.

Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat.

Kalimantan Timur dan Utara, Sulawesi Utara, Tengah, Barat, Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Faktor Pemicu dan Dinamika Cuaca

BMKG menjelaskan cuaca ekstrem saat ini dipicu oleh beberapa fenomena alam yang saling terkait. 

Siklon Tropis FUNG-WONG di timur Filipina meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah timur Indonesia. Aktivitas MJO fase 5 serta gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin memperkuat pembentukan awan konvektif di wilayah barat dan tengah Indonesia.

Selain itu, nilai Dipole Mode negatif (-1,94) menambah suplai uap air dari Samudra Hindia, sementara fenomena La Nina lemah meningkatkan pasokan uap air dari Samudra Pasifik. 

Gabungan faktor ini meningkatkan potensi hujan intens, angin kencang, dan gelombang tinggi di beberapa perairan Indonesia. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyebut wilayah yang berpotensi angin kencang meliputi Banten, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatra Barat.

Dengan pemahaman faktor-faktor ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana dan mengatur langkah preventif. Kesadaran akan cuaca ekstrem penting untuk keselamatan pribadi, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Imbauan BMKG dan Persiapan Masyarakat

BMKG menekankan kesiapsiagaan masyarakat sebagai kunci utama menghadapi cuaca ekstrem. Warga diimbau menjaga rumah, menghindari daerah rawan banjir atau longsor, serta menyiapkan peralatan darurat. Potensi angin kencang juga harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan pada atap dan pohon besar.

Pihak berwenang disarankan memantau sungai, saluran irigasi, dan fasilitas publik untuk mengantisipasi genangan air. Edukasi publik mengenai cuaca ekstrem menjadi langkah penting dalam meminimalkan risiko. 

BMKG menegaskan informasi cuaca yang disampaikan secara berkala membantu pemerintah dan masyarakat mengambil keputusan tepat. Dengan kesadaran dan tindakan preventif, dampak negatif dari hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat diminimalkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index