KCIC Negosiasi Skema Utang Whoosh Agar Proyek Tetap Berjalan Lancar

Rabu, 12 November 2025 | 11:33:01 WIB
KCIC Negosiasi Skema Utang Whoosh Agar Proyek Tetap Berjalan Lancar

JAKARTA - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) terus menjadi perhatian, terutama terkait pembiayaan dan utang yang membengkak. 

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menegaskan bahwa pembahasan restrukturisasi utang proyek tersebut masih berlangsung. Skema pembayaran utang yang sempat diwacanakan memiliki tenor hingga 60 tahun kini dibahas secara intensif bersama para pemegang saham.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunnisa, menekankan bahwa proses negosiasi dan finalisasi skema utang masih berjalan. “Untuk skema-skemanya masih dalam pembahasan,” ujarnya. 

Pembahasan ini melibatkan seluruh pihak internal KCIC dan pemegang saham proyek, namun rincian terkait bunga maupun masa tenggang belum diumumkan. KCIC memastikan, setiap opsi akan dibicarakan matang-matang untuk memastikan keberlanjutan proyek.

Pendanaan Whoosh berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) yang mendominasi, sementara sisanya berasal dari APBN dan modal konsorsium patungan BUMN Indonesia dan China. 

Konsorsium ini terdiri dari empat BUMN Indonesia, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero).

Dampak Biaya Proyek yang Meningkat

Sejak dimulai pada 2016, proyek KCJB menghadapi pembengkakan biaya sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,02 triliun. Hasil audit dari Indonesia dan China mencatat total biaya pembangunan Whoosh meningkat menjadi US$ 7,27 miliar atau sekitar Rp 118,21 triliun, dengan sebagian besar berasal dari pinjaman CDB.

Kondisi ini mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan berbagai opsi restrukturisasi agar pembayaran utang lebih terjangkau dan tidak mengganggu kelangsungan proyek. 

Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah perpanjangan tenor utang hingga 60 tahun, namun opsi ini masih menunggu kesepakatan antara KCIC dan para pemegang saham.

Selain itu, pemerintah menilai penting untuk tetap menjaga proyek agar berjalan sesuai target. Evaluasi terhadap biaya pembangunan dan strategi pembiayaan menjadi hal utama, sehingga proyek yang memiliki potensi besar bagi transportasi nasional tetap terlaksana tanpa mengganggu anggaran negara.

Dukungan Pemerintah untuk Pembayaran Utang

Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian khusus pada masalah utang proyek Whoosh. Ia memastikan pemerintah akan mengambil alih tanggung jawab pembayaran utang jumbo tersebut. Menurutnya, pembayaran proyek Whoosh tidak akan menjadi masalah karena telah dipersiapkan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun per tahun.

Prabowo juga menyampaikan bahwa dana untuk pembayaran utang bisa bersumber dari pengembalian uang negara dari kasus korupsi. 

“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua,” ujarnya. Dengan adanya dukungan penuh pemerintah, skema pembayaran utang diharapkan berjalan lancar dan proyek tetap berlanjut.

Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga proyek strategis nasional agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan ekonomi nasional, sekaligus memastikan keberlangsungan transportasi cepat antara Jakarta dan Bandung.

Langkah Selanjutnya KCIC

KCIC menegaskan bahwa komunikasi dengan para pemegang saham tetap intensif. Evaluasi berbagai skema utang dilakukan agar tidak mengganggu arus kas proyek.

Proyek Whoosh, yang memiliki biaya pembangunan besar, membutuhkan manajemen keuangan yang matang agar seluruh rencana pembayaran utang dapat berjalan dengan aman.

Selain itu, KCIC juga fokus pada percepatan pembangunan dan pengawasan proyek agar tepat waktu. Meski utang menjadi sorotan, pihak KCIC yakin proyek ini tetap dapat memberikan manfaat besar bagi transportasi publik, menekan kemacetan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Pemerintah bersama KCIC terus berkoordinasi untuk memastikan semua strategi pembiayaan, termasuk restrukturisasi utang, dapat meminimalkan risiko dan memastikan proyek tetap beroperasi sesuai target. 

Hal ini termasuk meninjau opsi pembayaran, skema bunga, masa tenggang, dan strategi kerja sama dengan investor internasional, agar proyek Whoosh tetap berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.

Dengan langkah-langkah tersebut, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap berada di jalur yang tepat, meski menghadapi tantangan biaya tinggi dan kebutuhan pembiayaan besar. 

Keberlanjutan proyek ini menjadi bukti kerja sama pemerintah, BUMN, dan investor asing dalam menghadirkan transportasi modern di Indonesia, sekaligus memastikan pembangunan infrastruktur strategis memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan ekonomi nasional.

Terkini