Menjaga Daya Tahan Tubuh dan Lingkungan Bersih untuk Cegah Penyakit Musim Hujan

Rabu, 12 November 2025 | 09:30:55 WIB
Menjaga Daya Tahan Tubuh dan Lingkungan Bersih untuk Cegah Penyakit Musim Hujan

JAKARTA - Pergantian cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, dari panas terik menuju hujan deras secara tiba-tiba, membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi lebih rentan. 

Bagi masyarakat perkotaan seperti Jakarta, musim hujan identik dengan banjir, kemacetan, serta meningkatnya risiko berbagai penyakit.

Perlu dipahami bahwa penyebab utama meningkatnya penyakit bukan berasal dari air hujan itu sendiri, melainkan kondisi lingkungan yang lembap dan adanya genangan air. 

Situasi tersebut menjadi tempat ideal bagi virus serta bakteri untuk berkembang biak. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan imunitas tubuh menjadi langkah penting agar tidak mudah sakit selama musim hujan.

Penyakit Umum yang Rentan Menyerang Saat Musim Hujan

Flu atau influenza menjadi salah satu penyakit yang paling sering menyerang saat musim hujan. Virus seperti rhinovirus mudah menular melalui udara, batuk, bersin, atau benda yang terkontaminasi. 

Gejalanya berupa demam, bersin, nyeri sendi, dan rasa tidak enak badan. Meski terlihat ringan, flu bisa menjadi berbahaya bagi penderita pneumonia. Menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi merupakan cara sederhana untuk mempercepat pemulihan.

Selain itu, diare juga sering terjadi akibat infeksi virus atau bakteri seperti Rotavirus, E. coli, dan Shigella. Penyakit ini ditandai dengan buang air besar yang lebih sering dari biasanya dan bisa menyebabkan dehidrasi serius. Menjaga kebersihan makanan dan mencuci tangan sebelum makan menjadi langkah pencegahan utama.

Penyakit lain yang kerap meningkat saat musim hujan adalah tipes. Menurut penelitian dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, kasus tipes di Indonesia cenderung naik saat udara lembap. Bakteri Salmonella typhi berkembang lebih cepat pada kondisi tersebut. Gejala tipes termasuk demam tinggi yang naik turun, terutama pada malam hari. 

Jika tidak segera diobati, tipes bisa menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia dan radang jantung. Pengobatan biasanya menggunakan antibiotik seperti ciprofloxacin atau azithromycin.

Waspadai Penyakit Akibat Lingkungan Lembap dan Genangan Air

Musim hujan juga membawa risiko munculnya penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD). Genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus dengue. 

Gejala DBD antara lain demam tinggi, nyeri otot, dan nyeri sendi. Dalam kondisi berat, penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan hingga kematian. Langkah utama pencegahan adalah menerapkan prinsip 3M: menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air.

Selain DBD, penyakit leptospirosis atau kencing tikus juga perlu diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang berasal dari urine hewan pengerat di air tergenang. 

Gejalanya berupa kulit menguning, mata merah, hingga jantung berdebar. Jika tidak segera ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan gagal ginjal dan kerusakan otak.

Penyakit lain yang muncul di musim hujan adalah malaria. Nyamuk Anopheles yang aktif pada kondisi lembap membawa parasit Plasmodium penyebab penyakit ini.

Gejala malaria biasanya muncul satu hingga empat minggu setelah gigitan nyamuk dan meliputi demam menggigil, nyeri otot, serta keringat berlebih. Penderita dengan gejala ringan dapat diobati menggunakan primakuin, sedangkan kasus berat membutuhkan penanganan dengan artesunat.

Perhatikan Kebersihan dan Pola Hidup Sehat untuk Mencegah Penularan

Selain penyakit yang disebabkan oleh nyamuk atau bakteri, penyakit tangan, kaki, dan mulut (PTKM) atau flu Singapura juga sering menyerang anak-anak di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh Enterovirus yang menular dengan cepat saat udara lembap. 

Gejalanya berupa ruam atau benjolan kecil di tangan, kaki, dan mulut, disertai nyeri tenggorokan. Meski umumnya sembuh dalam 7–10 hari, pasien perlu istirahat cukup dan menjaga asupan cairan agar tidak berkembang menjadi komplikasi serius seperti meningitis.

Kolera juga menjadi ancaman serius di wilayah dengan sanitasi yang buruk. Bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air minum dapat menyebabkan diare berat, dehidrasi, bahkan hipoglikemia. 

Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan air dan makanan. Jika seseorang terinfeksi, segera berikan cairan elektrolit dan antibiotik sesuai petunjuk dokter.

Musim hujan seharusnya tidak menjadi alasan untuk panik, melainkan saat yang tepat untuk lebih waspada. 

Menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola makan sehat, memastikan air yang dikonsumsi bersih, serta meningkatkan sistem imun tubuh dapat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman berbagai penyakit di musim hujan. 

Dengan kesadaran dan tindakan preventif yang konsisten, masyarakat dapat tetap beraktivitas dengan sehat dan produktif meski cuaca sedang tidak bersahabat.

Terkini