BPS Gelar Sensus Ekonomi 2026 untuk Tingkatkan Literasi Data Nasional

Selasa, 11 November 2025 | 15:00:24 WIB
BPS Gelar Sensus Ekonomi 2026 untuk Tingkatkan Literasi Data Nasional

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) siap meluncurkan Sensus Ekonomi 2026, yang akan digelar mulai Mei hingga Juli mendatang. 

Kegiatan ini dirancang untuk memotret seluruh aktivitas ekonomi dan lapangan usaha di masyarakat, mencakup industri pengolahan, perdagangan, jasa, hingga usaha mikro, kecil, menengah, dan besar.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan bahwa sensus ini bukan sekadar pengumpulan data statistik. Sensus ekonomi menjadi sarana edukasi publik yang strategis, di mana masyarakat memahami pentingnya data dalam pengambilan keputusan. 

Partisipasi masyarakat, menurut Amalia, menjadi kunci membangun literasi data secara menyeluruh.

Dengan data yang akurat, pemerintah dapat merancang kebijakan pembangunan yang lebih tepat sasaran, sementara pelaku usaha bisa mengenali peluang dan tantangan bisnis di masa depan. Sensus ini juga menjadi sarana untuk masyarakat terbiasa menghargai dan memahami data sebagai dasar pengambilan keputusan.

Manfaat Data Sensus untuk Pembangunan Ekonomi

Hasil Sensus Ekonomi 2026 akan memberikan gambaran lengkap mengenai struktur dan skala ekonomi nasional. Data yang dikumpulkan mencakup profil usaha mikro, kecil, menengah, hingga besar, serta sebaran kegiatan ekonomi di seluruh daerah.

Informasi ini menjadi fondasi penting bagi pemerintah untuk menentukan arah pembangunan ekonomi dan strategi pengembangan daerah. Selain itu, pelaku usaha akan mendapatkan insight yang membantu dalam pengambilan keputusan bisnis.

Amalia menegaskan, setiap partisipasi masyarakat yang memberikan data benar, lengkap, dan jujur turut membangun potret ekonomi nasional yang akurat. Data sensus ekonomi pun akan menjadi acuan bagi berbagai sektor, termasuk dalam merancang program pemberdayaan usaha mikro dan pengembangan industri skala menengah.

Edukasi Publik dan Budaya Berbasis Data

Sensus Ekonomi 2026 diharapkan mendorong masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai data. Amalia menjelaskan, kegiatan ini menjadi momentum menumbuhkan budaya berbasis data, di mana setiap keputusan maupun kebijakan dapat diambil setelah memeriksa fakta dan informasi yang akurat.

Dengan budaya ini, masyarakat akan terbiasa menilai dan memanfaatkan data secara kritis sebelum bertindak, baik dalam konteks pribadi, bisnis, maupun kebijakan publik. 

Partisipasi aktif masyarakat dalam sensus juga dapat meningkatkan kesadaran kolektif bahwa data bukan sekadar angka, melainkan cerminan kehidupan nyata sehari-hari.

Literasi data yang meningkat diyakini mampu menghadirkan masyarakat yang lebih cerdas dan tanggap terhadap dinamika ekonomi nasional. Kegiatan sensus menjadi langkah konkret untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya informasi yang valid dan relevan.

Sensus Ekonomi Sebagai Tolak Ukur Perkembangan Usaha

Sensus Ekonomi digelar setiap 10 tahun sekali dan menjadi tolok ukur perkembangan usaha di Indonesia. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, jumlah usaha mikro dan kecil (UMK) serta usaha menengah dan besar (UMB) mencapai 26,42 juta unit, dengan mayoritas usaha mikro dan kecil sebanyak 26,07 juta.

Sementara usaha menengah dan besar tercatat sebanyak 348.567 unit. Dari sisi tenaga kerja, kegiatan usaha tersebut menyerap 78,67 juta pekerja. Angka ini menunjukkan betapa besarnya kontribusi UMK dan UMB terhadap perekonomian nasional.

Dengan Sensus Ekonomi 2026, diharapkan dapat diperoleh data terkini untuk memetakan pertumbuhan usaha, jumlah tenaga kerja, dan dinamika ekonomi, sehingga strategi pembangunan ekonomi nasional lebih terarah dan tepat sasaran. 

Partisipasi masyarakat aktif menjadi kunci keberhasilan dalam membangun fondasi data yang akurat dan bermanfaat bagi semua pihak.

Terkini