Rupiah Alami Pelemahan, Update Kurs Dolar BCA, BRI, Mandiri, dan BNI

Selasa, 11 November 2025 | 12:51:24 WIB
Rupiah Alami Pelemahan, Update Kurs Dolar BCA, BRI, Mandiri, dan BNI

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuka perdagangan hari ini dengan pelemahan ke Rp16.700 per dolar AS.

Pada saat yang sama, indeks dolar AS tercatat menguat ke level 99,68, menandakan tekanan dari mata uang Amerika yang masih dominan terhadap rupiah. Beberapa mata uang Asia lainnya juga terpantau melemah, termasuk yen Jepang yang turun 0,09 persen, dolar Singapura melemah 0,05 persen, dan dolar Taiwan turun 0,03 persen.

Sementara itu, won Korea Selatan melemah 0,50 persen, yuan China turun 0,04 persen, dan ringgit Malaysia menurun 0,01 persen. Di sisi lain, peso Filipina menguat 0,12 persen, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah ini terkait spekulasi pasar terhadap langkah Federal Reserve (The Fed) AS. 

Data sektor tenaga kerja AS menunjukkan gelombang pemutusan hubungan kerja yang cukup signifikan, memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Desember mendatang.

Menurut Ibrahim, kondisi pasar tenaga kerja AS yang melemah memunculkan antisipasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga untuk menstabilkan ekonomi Amerika.

Keyakinan Konsumen Indonesia Meningkat

Di dalam negeri, optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi kembali menunjukkan tren positif. Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen melonjak ke level 121,2 dari sebelumnya 115,0. Kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap prospek ekonomi nasional.

Indeks Kondisi Ekonomi juga meningkat dari 102,7 menjadi 109,1, yang mencerminkan persepsi lebih baik terhadap penghasilan dan lapangan kerja saat ini.

Indeks Ekspektasi Konsumen turut naik dari 127,2 ke 133,4, menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Keyakinan konsumen yang meningkat ini diharapkan mendorong konsumsi rumah tangga dan menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun ini.

Para analis menilai bahwa kombinasi tekanan eksternal dan optimisme domestik akan mempengaruhi arah pergerakan rupiah dan stabilitas pasar keuangan.

Kurs Dolar di Bank BCA, BRI, Mandiri, dan BNI

Bank-bank besar menetapkan kurs jual beli dolar AS dengan variasi tertentu pada e-rate, TT counter, dan bank notes.

Di BCA, harga beli dolar AS tercatat Rp16.688 dan harga jual Rp16.708 berdasarkan e-rate. Sementara itu, TT counter BCA menetapkan harga beli Rp16.548 dan harga jual Rp16.848. Bank notes BCA menempatkan kurs beli di Rp16.520 dan jual Rp16.820 per dolar AS.

Bank BRI menetapkan harga beli e-rate sebesar Rp16.598 dan jual Rp16.730. TT counter BRI mematok kurs beli Rp16.515 dan jual Rp16.815.

Bank Mandiri menetapkan special rate kurs beli Rp16.695 dan jual Rp16.715, sementara TT counter bank tersebut mematok Rp16.450–Rp16.750. Bank notes Mandiri menetapkan kurs beli Rp16.500 dan jual Rp16.800.

BNI juga menetapkan special rates dengan harga beli Rp16.689 dan harga jual Rp16.719 per dolar AS. TT counter BNI menetapkan kurs beli Rp16.575 dan jual Rp16.825, sama seperti kurs bank notes BNI.

Variasi harga antar metode transaksi ini memberikan pilihan bagi masyarakat maupun pelaku usaha untuk menyesuaikan kebutuhan konversi mata uang.

Strategi Menghadapi Pelemahan Rupiah

Para pelaku usaha dan individu yang bertransaksi dengan dolar disarankan untuk tetap waspada terhadap fluktuasi nilai tukar. Mengelola risiko valuta asing melalui instrumen hedging atau menunda transaksi yang sensitif terhadap pergerakan dolar dapat menjadi strategi efektif.

Bagi masyarakat yang hendak menukar uang, pemilihan waktu dan kanal transaksi, seperti e-rate atau TT counter, akan memengaruhi nilai yang diterima atau dibayarkan.

Selain itu, penguatan optimisme domestik diharapkan menjadi penopang daya beli masyarakat. Peningkatan indeks keyakinan konsumen dan ekspektasi ekonomi menjadi modal penting bagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, sehingga dampak pelemahan rupiah terhadap perekonomian tidak terlalu signifikan.

Pemerintah dan bank sentral juga terus memantau pergerakan mata uang, menyiapkan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas finansial nasional.

Dengan kondisi saat ini, pelaku usaha dan masyarakat diimbau untuk mengamati tren pasar secara seksama, memanfaatkan kurs terbaik sesuai kebutuhan transaksi, dan tetap menjaga likuiditas keuangan. 

Pelemahan rupiah memang memberikan tantangan, tetapi keyakinan konsumen yang meningkat menjadi penopang positif bagi perekonomian domestik.

Terkini