BUMI

BUMI Kembangkan Bisnis Mineral dan Alumina Lewat Akuisisi Laman Mining

BUMI Kembangkan Bisnis Mineral dan Alumina Lewat Akuisisi Laman Mining
BUMI Kembangkan Bisnis Mineral dan Alumina Lewat Akuisisi Laman Mining

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah memperluas portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi 45% saham PT Laman Mining. 

Langkah ini menandai strategi kongsi grup Salim dan Bakrie untuk mendiversifikasi aset mineral non batu bara.

BUMI telah membayar uang muka senilai US$20 juta dari total nilai transaksi US$59,1 juta atau sekitar Rp984 miliar. Sisanya akan dilunasi setelah terpenuhinya syarat penyelesaian akuisisi, dengan target transaksi rampung paling lambat Oktober 2026.

Christopher Fong, Advisor BUMI, menekankan bahwa akuisisi ini sejalan dengan ekspansi perusahaan sebelumnya, termasuk pembelian 100% saham Wolfram Limited di Australia. Selain bauksit, langkah ini juga membuka peluang BUMI memasuki rantai hilirisasi alumina sebagai bahan baku aluminium.

Kolaborasi dan Infrastruktur Laman Mining

Presiden Direktur Laman Mining, Agustinus Tan, menilai akuisisi BUMI sebagai langkah positif untuk pengelolaan tambang bauksit di Kalimantan Barat. Laman Mining telah menyiapkan infrastruktur memadai, termasuk jalan angkut sepanjang 14 kilometer dan pelabuhan pemuatan tongkang.

Konsesi tambang seluas 13.575 hektare berada di Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, dan Nanga Tayap. Izin usaha pertambangan (IUP) diberikan pemerintah sejak 2020 hingga Februari 2032. Laman Mining juga telah mengakuisisi lahan sepanjang 100 hektare di Sungai Tolak untuk operasional logistik.

Selain itu, potensi cadangan bauksit di sekitar tambang cukup besar untuk dieksplorasi. Perseroan pun menyiapkan proyek pabrik alumina senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp24,99 triliun, dikerjakan oleh anak usaha Laman Mining, PT Supreme Alumina Indonesia (SAI), dengan kapasitas produksi 2,4 juta ton per tahun.

Dukungan Pendanaan dan Manajemen Risiko

BUMI berencana mengumumkan skema pembiayaan untuk akuisisi ini, sekaligus memaparkan strategi portofolio bauksit secara menyeluruh. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi BUMI dalam rantai nilai pertambangan, dari bauksit hingga alumina.

Sejumlah analis menilai langkah ini meningkatkan fleksibilitas perusahaan. Yoga Ahmad Gifari dari Sucor Sekuritas menekankan akuisisi aset tambang non batu bara dapat menopang target 50% EBITDA BUMI pada 2030, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap batu bara termal.

Selain itu, aset tambang emas di Australia yang baru diakuisisi berpotensi menambah produksi emas sekitar 100.000 oz per tahun. Struktur permodalan BUMI yang sehat dengan DER 0,5x memungkinkan perusahaan memiliki ruang cukup untuk menerbitkan obligasi atau surat utang demi mendanai pertumbuhan anorganik.

Prospek Positif Saham dan Diversifikasi

Analis dari Samuel Sekuritas, Juan Harahap dan Hernanda Cahyo, menilai akuisisi ini memberikan katalis positif bagi saham BUMI. Diversifikasi ke sektor pertambangan logam di tengah tren penurunan harga batu bara diperkirakan memperkuat prospek perusahaan.

Langkah BUMI untuk memperluas portofolio mineral logam juga membuka peluang pertumbuhan jangka panjang. Integrasi bisnis hilir bauksit dan alumina diharapkan menciptakan nilai tambah dan margin yang lebih stabil. 

Dengan manajemen risiko yang terencana, BUMI optimistis dapat memanfaatkan momentum pasar untuk memperkuat posisi strategis di sektor pertambangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index