Pemerintah Serukan Penguatan Logistik Laut dan Kereta, Truk Masih Mendominasi

Kamis, 13 November 2025 | 10:31:35 WIB
Pemerintah Serukan Penguatan Logistik Laut dan Kereta, Truk Masih Mendominasi

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti ketimpangan besar dalam sistem transportasi logistik nasional. 

Saat ini, sebanyak 91 persen distribusi logistik di Indonesia masih bertumpu pada moda transportasi darat, terutama truk, padahal Indonesia adalah negara maritim yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau.

Dalam forum ALFI Convex 2025 di ICE BSD, AHY menyampaikan bahwa kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah dan pelaku industri. “Jadi walaupun kita negara maritim, kita 91 persen menyandarkan logistik pada moda darat, padahal kita bukan negara kontinental. Ini sebuah PR besar,” ungkap AHY.

Tingginya ketergantungan terhadap jalur darat dinilai menghambat efisiensi distribusi barang serta memperbesar tekanan terhadap infrastruktur jalan raya yang kian padat. Ia mendorong agar ke depan, transportasi laut, udara, dan kereta api bisa dioptimalkan. “Share-nya kecil sekali, kereta juga begitu masih kecil sekali,” kata AHY.

Menurutnya, dengan memperbesar kapasitas dan peran transportasi alternatif, beban di jalan raya dapat ditekan, biaya logistik bisa berkurang, dan upaya menuju emisi nol bersih (net zero emission) akan semakin nyata. 

“Kalau kita bisa tingkatkan kapasitas moda lain, maka beban jalan raya akan menurun dan efisiensi meningkat, sekaligus membantu target net zero emission,” tegasnya.

Kereta Api Dinilai Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan

Dalam kesempatan yang sama, AHY menekankan bahwa moda transportasi kereta api memiliki efisiensi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan truk. Dari sisi daya angkut, satu rangkaian kereta setara dengan 30 truk logistik. Jumlah tersebut bisa diasumsikan mampu memindahkan muatan setara 1.000 orang dalam satu kali perjalanan.

“Dari data, satu trainset bisa mengangkut muatan 30 truk. Kalau orang, itu setara 1.000 penumpang per rangkaian,” jelas AHY.

Selain kapasitas, tingkat ketepatan waktu kereta juga menjadi keunggulan tersendiri. Ia mencontohkan kinerja angkutan kereta api selama masa Lebaran 2025, yang mencatat ketepatan waktu hingga 99 persen. 

Efisiensi bahan bakar juga menjadi keunggulan utama moda ini. “Dalam satu liter bahan bakar, kereta bisa menempuh 199 kilometer. Sementara truk hanya 56 kilometer. Artinya, kereta 3 sampai 4 kali lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar,” bebernya.

Laporan Asian Transport Outlook 2024 turut memperkuat pernyataan AHY. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa sektor transportasi kereta api hampir tidak berkontribusi terhadap emisi karbon dioksida (CO₂). 

Sektor darat justru menjadi penyumbang terbesar, yakni 8,89 persen dari total emisi, disusul sektor laut sebesar 5 persen.

AHY menegaskan bahwa peningkatan penggunaan transportasi berbasis rel dan laut akan menjadi kunci utama dalam menekan dampak lingkungan, sekaligus memperbaiki efisiensi logistik nasional.

KAI Logistik Perkuat Strategi untuk Angkutan Barang Nasional

Dalam upaya mendukung efisiensi logistik, PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) terus memperkuat peranannya sebagai tulang punggung distribusi berbasis rel. 

Hingga akhir September, perusahaan berhasil mengelola lebih dari 17 juta ton barang dari berbagai segmen layanan. Capaian tersebut mencerminkan kinerja operasional yang solid serta hasil nyata dari strategi bisnis berkelanjutan yang dijalankan sepanjang tahun.

Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah, menyampaikan bahwa capaian ini menjadi bukti dari peningkatan kepercayaan pelanggan dan efektivitas strategi perusahaan. 

“KAI Logistik mencatatkan kinerja positif di triwulan III. Pertumbuhan di hampir seluruh segmen layanan menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat,” ujarnya.

Menurut Fredi, keberhasilan tersebut tidak lepas dari langkah-langkah strategis yang telah dijalankan, mulai dari peningkatan kompetensi operasional, digitalisasi proses layanan, hingga penguatan infrastruktur logistik di berbagai daerah. 

“Kami terus memperkuat fondasi bisnis melalui inovasi, efisiensi, dan pengembangan terminal bersertifikat halal yang mendukung ekosistem logistik nasional,” jelasnya.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, KAI Logistik juga menargetkan penambahan terminal logistik bersertifikat halal. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya ekosistem logistik halal nasional yang efisien, transparan, dan berdaya saing tinggi.

Sinergi Pemerintah dan Industri Menuju Efisiensi Logistik Nasional

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya diversifikasi moda transportasi logistik menjadi sinyal positif bagi masa depan infrastruktur Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk memperluas peran transportasi laut, udara, dan rel dalam mendukung efisiensi rantai pasok nasional.

Dengan kontribusi besar dari sektor swasta seperti KAI Logistik, serta dorongan kebijakan strategis dari pemerintah, diharapkan ketergantungan terhadap transportasi darat dapat berangsur berkurang. 

Langkah-langkah tersebut tidak hanya akan menekan biaya logistik, tetapi juga membantu Indonesia dalam transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.

AHY menutup dengan pesan bahwa transformasi logistik nasional harus menjadi gerakan bersama. “Kita butuh kolaborasi lintas sektor. Dengan meningkatkan konektivitas antar moda, kita bukan hanya bicara efisiensi, tapi juga masa depan transportasi Indonesia yang lebih hijau, cerdas, dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Terkini